Pages

About

18 Agu 2010

Ketika Amarah Di Bulan Suci

Dalam kehidupan sehari-hari, amarah merupakan hal yang manusiawi dilakukan terlebih di Bulan Suci Ramadhan. Lalu bagaimana yang kita lakukan sebagai muslim ketika marah? Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausuu'atul Aadaab alIslamiyah, mengungkapkan hendaknya seorang Muslim memperhatikan adab-abad yang berkaitan dengan marah. Berikut adab-adab yang perlu diperhatikan terkait marah:

1. Jangan marah, kecuali karena Allah SWT. 
            Menurut Syekh Sayyid Nada, marah karena Allah merupakan sesuatu yang disukai dan   mendapatkan amal. Misalnya, marah ketika menyaksikan perbuatan haram merajalela. Seorang Muslim yang marah karena hukum Allah diabaikan merupakan contoh marah karena Allah. "Seorang Muslim hendaknya menjauhi kemarahan karena urusan dunia yang tak mendatangkan pahala," tutur Syekh Sayyid Nada. Rasulullah SAW, kata dia, tak pernah marah karena dirinya, tapi marah karena Allah SWT. Nabi SAW pun tak pernah dendam, kecuali karena Allah SWT.

2. Berlemah lembut dan tak marah karena urusan dunia. 
           Syekh Sayyid Nada mengungkapkan, sesungguhnya semua kemarahan itu buruk, kecuali karena Allah SWT. Ia mengingatkan, kemarahan kerap berujung dengan pertikaian dan perselisihan yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam dosa besar dan bisa pula memutuskan silaturahim.

3. Mengingat keagungan dan kekuasaan Allah SWT. 
            "Ingatlah kekuasaan, perlindungan, keagungan, dan keperkasaan Sang Khalik ketika sedang marah," ungkap Syekh Sayyid Nada. Menurut dia, ketika mengingat kebesaran Allah SWT, maka kemarahan akan bisa diredam. Bahkan, mungkin tak jadi marah sama sekali. Sesungguhnya, papar Syekh Sayyid Nada, itulah adab paling bermanfaat yang dapat menolong seseorang untuk berlaku santun (sabar).

4. Menahan dan meredam amarah jika telah muncul. 
    Syekh Sayyid Nada mengungkapkan, Allah SWT menyukai seseorang yang dapat menahan dan meredam amarahnya yang telah muncul. Allah SWT berfirman, " … dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memberi maaf orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran:134). Menurut Ibnu Hajar dalam Fathul Bahri, ketika kemarahan tengah me muncak, hendaknya segera menahan dan meredamnya untuk tindakan keji. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang dapat menahan amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan segenap mahluk. Setelah itu, Allah menyuruhnya memilih bidadari surga dan menikahkannya dengan siapa yang ia kehendaki." (HR Ahmad).

5. Berlindung kepada Allah ketika marah.
             Nabi SAW bersabda, "Jika seseorang yang marah mengucapkan; 'A'uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT, niscaya akan reda kemarahannya." (HR Ibu 'Adi dalam al-Kaamil.)

6.Diam. 
         Rasulullah SAW bersabda, "Ajarilah, permudahlah, dan jangan menyusahkan. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam." (HR Ahmad). Terkadang orang yang sedang marah mengatakan sesuatu yang dapat merusak agamanya, menyalakan api perselisihan dan menambah kedengkian.

7. Mengubah posisi ketika marah.
        Mengubah posisi ketika marah merupakan petunjuk dan perintah Nabi SAW. Nabi SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian marah ketika berdiri, maka hendaklah ia duduk. Apabila marahnya tidak hilang juga, maka hendaklah ia berbaring." (HR Ahmad).

8. Berwudhu atau mandi. 
       Menurut Syekh Sayyid Nada, marah adalah api setan yang dapat mengakibatkan mendidihnya darah dan terbakarnya urat syaraf. "Maka dari itu, wudhu, mandi atau semisalnya, apalagi mengunakan air dingin dapat menghilangkan amarah serta gejolak darah," tuturnya, Kesembilan, memeberi maaf dan bersabar. Orang yang marah sudah selayaknya memberikan ampunan kepada orang yang membuatnya marah. Allah SWT memuji para hamba-Nya "... dan jika mereka marah mereka memberi maaf." (QS Asy-Syuura:37).

Sesungguhnya Nabi SAW adalah orang yang paling lembut, santun, dan pemaaf kepada orang yang bersalah. "... dan ia tak membalas kejahatan dengan kejahatan, namun ia memaafkan dan memberikan ampunan... " begitu sifat Rasulullah SAW yang tertuang dalam Taurat, kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa AS.



sumber: http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/10/08/08/128853-adab-mengendalikan-amarah-menurut-islam
Baca Selanjutnya . . . >>

17 Agu 2010

Puasanya Para Nabi

Puasa merupakan rukun Islam yang ketiga setelah rukun Islam yang lain seperti membaca Syahadat & Sholat. Di dalam Al-Qur'an, telah disebutkan perintah untuk berpuasa bagi kaum muslim di dalam Surah Al-Baqarah [2] ayat 183:
يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa "

Dalam ayat diatas dapat disimpulkan, ternyata perintah puasa tidak hanya diperintahkan bagi umat Islam, namun juga diperintahkan oleh Allah SWT kepada umat-umat yang terdahulu. Seperti yang ditulis oleh Sismono dalam bukunya yang berjudul 'Puasa Pada Umat-umat Dulu dan Sekarang' menyebutkan, puasa sudah dikenal oleh bangsa dan kaum yang hidup sebelum datangnya Islam. Seperti puasa yang dilakukan oleh bangsa Mesir Kuno, Yunani Kuno, Romawi Kuno, Zoroaster, Majusi, Yahudi, Nasrani, Cina Kuno, Jepang Kuno, Buddha, Hindu, Manu, Konghucu, dan lainnya. ''Bahkan, nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW juga sudah melaksanakan puasa,'' tulisnya.

Sejarawan Muslim, Ibnu Katsir, meyakini bahwa ajaran puasa sudah ada sejak zaman Adam dan Hawa. Menurut dia, Adam berpuasa selama tiga hari setiap bulan sepanjang tahun. Ada pula yang mengatakan bahwa Adam berpuasa pada 10 Muharam sebagai rasa syukur karena bertemu dengan istrinya, Hawa, di Arafah. Sementara yang lain berpendapat, Nabi Adam berpuasa sehari semalam pada waktu dia diturunkan dari taman surga oleh Allah.

Ada juga yang mengatakan Adam berpuasa 40 hari 40 malam setiap tahun. Pendapat lainnya mengatakan Adam berpuasa dalam rangka mendoakan putra-putrinya. Selain itu, ada yang menjelaskan, Adam berpuasa pada hari Jumat untuk mengenang peristiwa penting, yakni dijadikannya dia oleh Allah, hari diturunkannya ke bumi, dan diterimanya tobat Adam oleh Allah.

''Sesungguhnya Allah menjadikan Adam pada hari Jumat, diturunkan di bumi pada hari Jumat, dia bertobat kepada Allah atas dosanya memakan buah khuldi pada hari Jumat dan wafat pun pada hari Jumat.'' (HR Bukhari).

Walaupun dalam Alquran maupun hadis tidak dijelaskan bagaimana bentuk puasa Adam dan generasi sesudahnya, tetapi ada petunjuk-petunjuk bahwa agama-agama yang dibawa oleh para rasul terdahulu itu adalah agama monotheisme yang mengajarkan kepercayaan pada keesaan Tuhan (Allah). Contohnya adalah Nabi Nuh yang berpuasa selama tiga hari setiap bulan sepanjang tahun, seperti puasanya Nabi Adam.

Nabi Nuh juga memerintahkan kaumnya untuk menyembah Allah dan berpuasa ketika mereka berbulan-bulan hidup terkatung-katung di dalam perahu besar di tengah samudera luas akibat bencana banjir besar, seraya bertobat kepada Allah. Nabi Ibrahim AS juga terkenal dengan kegemarannya berpuasa, terutama pada saat hendak menerima wahyu dari Allah, yang kemudian dijadikan suhuf Ibrahim itu.

Puasa menurut agama Ibrahim dilaksanakan oleh Ismail, putra Ibrahim yang terkenal taat beribadah itu; dan puasa Ibrahim diikuti pula oleh Ishaq (putra Ibrahim dari Sarah). Nabi Ya'qub terkenal sebagai orang tua dan rasul yang gemar berpuasa, terutama untuk keselamatan putra-putranya.

Sementara Nabi Yusuf berpuasa ketika berada dalam penjara bersama para terhukum lainnya. Kebiasaan berpuasa ini juga beliau terapkan ketika menjadi pembesar Mesir dan menjabat sebagai menteri perekonomian negeri tersebut. ''Karena aku khawatir apabila aku kenyang, nanti aku akan melupakan perut fakir miskin.''

Sedangkan Nabi Yunus berpuasa dari makan dan minum saat berada dalam perut ikan besar selama beberapa hari, kemudian berbuka puasa setelah dimuntahkan kembali dari dalam perut ikan itu. Untuk berbuka, dikisahkan beliau memakan buah semacam labu yang tumbuh di tepi pantai. Nabi Ayub berpuasa pada waktu dia hidup dalam serba kekurangan dan menderita penyakit selama bertahun-tahun, sampai akhirnya lepas dari cobaan itu. Nabi Syuaib terkenal kesalehannya dan sebagai orang tua yang banyak melakukan puasa dalam rangka bertakwa kepada Allah.

Begitu pula Nabi Musa bersama kaumnya berpuasa empat puluh hari. Nabi Isa pun berpuasa. Dalam Surah Maryam dinyatakan Nabi Zakaria dan Maryam sering mengamalkan puasa. Nabi Daud as. sehari berpuasa dan sehari berbuka pada tiap tahunnya, oleh karena ada yang menyebutnya sebagai Puasa Daud.

Nabi Muhammad SAW. sendiri sebelum diangkat menjadi Rasul telah mengamalkan puasa tiga hari setiap bulan dan turut mengamalkan puasa Asyura yang jatuh pada hari ke 10 bulan Muharram bersama masyarakat Quraisy yang lain. Masyarakat Yahudi yang tinggal di Madinah pada masa itu turut mengamalkan puasa Asyura.



sumber: http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/08/15/130281-puasa-para-nabi
Baca Selanjutnya . . . >>

6 Agu 2010

Peringatan Isra' Mi'raj di SMA N 3 Purworejo

Dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 27 Rajab 1431 atau 11 Juli 2010, SMA N 3 Purworejo melalui Kerohanian Islam (Rohis) yang dibantu oleh PPL dari Univ. Muhammadiyah Purworejo mengadakan berbagai lomba-lomba yang telah dilaksanakan pada hari Kamis-Jum’at dan Selasa tanggal 29-30 Juli 2010 dan 3 Agustus 2010, diantaranya:


a.    Lomba Murotal
b.    Lomba Tilawah
c.    Lomba Kaligrafi
d.    Lomba Pidato/Qultum
e.    Lomba Merias Jilbab
Walau ada berbagai rintangan, tapi acara ini sangat antusias diikuti peserta dari perwakilan dari kelas X dan XI. Berikut daftar pemenang dari masing-masing kejuaraan:

a.    Juara Lomba Murotal:                                                                   
                            
I.    Arini (X6)
II.   Naila Azizah (XI IPS 3)
III.   Bachtiar (XI IPS 1)

b.    Juara Lomba Tilawah:
I.    Diasika Anggiyani (XI IPA 1)
II.   Pipit Yusuf EF (X1)                                                                   
III.  Mona (XI IPA 2)

c.  Juara Lomba                                                                    Kaligrafi:                                                                         
          I. Sri Hartatik (X 2)
          II. Sidhiq P (XI IPA 2)
          III.Nurdiatmoko (X 2)
d.    Juara Lomba Pidato/Qultum:
          I.  Yanuar (X2)
          II. Nurma Gupita (XI IPA 1)
          III.Mukti Anggarawati(X6)  

e.   Juara Lomba Merias Jilbab:                                       
          I.Dwi Yanti (XI IPA 1)
          II.Puspita Rizki Y (X2)
          III.Kartika NA (X5)

 Selamat buat para pemenang, semoga kelak kalian akan menjadi anak-anak yang bisa dijadikan kebanggaan. Dan untuk tahun kedepannya, semoga acara ini lebih baik lagi.
Baca Selanjutnya . . . >>

Jadwal Imsakiyah 1431H

Baca Selanjutnya . . . >>
Twitter Delicious Facebook Digg My Space Favorites More