Pages

About

24 Des 2009

Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1431 Hijriah

Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1431 Hijriah. Itulah ungkapan yang ingin kami sampaikan kepada Saudara kami terutama yang beragama Islam, karena pada hari ini, tanggal 18 Desember 2009 bertepatan dengan tanggal 01 Muharram 1431.
Baca Selanjutnya . . . >>

10 Des 2009

Kehidupan Rasulullah Sebelum Diutus

Muhammad Sholallahu 'Alaihi wa Salam dilahirkan di Makkah Al Mukarramah pada hari Senin tanggal 12 Rabi'ul Awwal tahun 571 M. Tahun tersebut adalah tahun ketika Abrahah Al Habsyi berusaha menghancurkan Ka'bah. Maka Allah menghancurkan Abrahah (dan tentaranya). Hal tersebut disebutkan di dalam surat Al Fiil.
Ayah beliau adalah Abdullah bin Abdil Muthallib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Ia meninggal sebelum Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Salam dilahirkan. Oleh karena itu beliau dilahirkan dalam keadaan yatim.
Ibu beliau adalah Aminah bintu Wahb bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah. Setelah ibunya melahirkan, ia mengirim beliau kepada kakeknya. Ibunya memberikan kabar gembira kepada sang kakek dengan kelahiran cucunya. Maka kakeknya datang dengan menggendong-nya. Sang kakek memasuki Ka'bah bersama beliau. Kakeknya berdoa bagi beliau dan menamai beliau Muhammad.
Allah 'Azza wa Jalla berfirman: "Dan (aku) memberikan kabar gembira dengan seorang rasul yang datang sesudahku yang bernama Ahmad (Muhammad)." (QS. Ash Shaff: 6).

Nasab beliau dari sisi ayah adalah: Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muthallib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai bin ghalib bin Fihr bin Malik bin AnNadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazzar bin Ma'ad bin Adnan. Adnan termasuk keturunan Ismail bin Ibrahim 'Alaihimussallam. Nasab ayah Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam bertemu dengan nasab ibu beliau pada Kilab bin Murrah.

Masa Penyusuan Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam
Di masa itu, orang-orang mulia suku Quraisy mempunyai sebuah kebiasaan untuk menyerahkan anak-anak mereka kepada para ibu susuan yang berasal dari desa (pedalaman). Agar di tahun-tahun pertama kehidupannya sang anak hidup di udara pedalaman yang segar, sehingga badannya menjadi kuat karenanya.

Oleh karena itu Abdul Muthallib mencari ibu susuan bagi Muhammad Sholallahu 'Alaihi wa Salam. Ketika itu datanglah wanita-wanita dari bani Sa'ad di Makkah. Mereka mencari anak-anak untuk disusui. Di antara mereka adalah Halimah As Sa'diyyah. Semua wanita itu telah mengambil anak untuk disusui kecuali Halimah. Ia tidak menemukan selain Muhammad. Pada mulanya ia enggan mengambil beliau dikarenakan beliau adalah anak yatim tanpa ayah. Namun ia tidak suka kembali tanpa membawa anak susuan. Akhirnya Halimah mengambil beliau karena tidak ada bayi selain beliau untuk disusui.

Halimah mendapatkan banyak dari barakah Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam selama menyusui beliau. Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam menetap di Bani Sa'ad selama dua tahun, selama masa penyusuan. Kemudian Halimah membawanya ke Makkah. Ia membawanya kepada ibu beliau, Halimah meminta, agar beliau bisa tinggal bersamanya lebih lama lagi.

Kemudian Rasulullah Sholallahu 'Alaihi wa Salam mencapai usia lima tahun. Di usia itu terjadi peristiwa pembelahan dada beliau. Jibril datang kepada Muhammad Sholallahu 'Alaihi wa Salam. Ketika itu beliau tengah bermain-main bersama anak-anak lain. Jibril mengambil beliau kemudian melemparkannya ke tanah. Ia mengambil jantung beliau. Ia mengeluarkan segumpal darah dari jantung tersebut. Kemudian ia berkata: "Ini adalah bagian syaithan dari dirimu."

Lalu ia mencucinya dalam baskom emas dengan air zam-zam. Kemudian Jibril mengembalikan jantung itu seperti semula. Anas Radhiyallahu'anhu, perawi hadits ini mengatakan: "Sungguh aku telah melihat bekas sobekan di dada beliau." ­­

Maka kemudian Halimah mengetahui kejadian ini. Ia pun mengkhawatirkan keselamatan beliau. Sehingga ia mengembalikan beliau kepada sang ibu.

Meninggalnya Ibu Rasulullah Sholallahu 'Alaihi wa Salam dan Pengasuhan Sang Kakek


Rasulullah Sholallahu 'Alaihi wa Salam dikembalikan oleh Halimah. Beliau pun tinggal bersama sang ibu. Ketika beliau mencapai usia enam tahun, Aminah membawanya ke Yatsrib. Mereka menunjungi paman-paman beliau. Mereka adalah saudara Aminah dari Bani An Najjar.

Aminah pergi bersama Ummu Aiman, pengasuh Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam. Di perjalanan pulang dari Yatsrib, ibu beliau meninggal. Ia meninggal di suatu tempat yang disebut Al Abwa'. Al Abwa' berada di antara Makkah dan Madinah. Maka Ummu Aiman kembali ke Makkah bersama beliau. Kemudian beliau diasuh oleh sang kakek Abdul Muthallib.

Sumber: Muqarrar al-Mustawa Ats Tsalits fis Siratin Nabawiyyah—Syu'bah Ta'lim al-Lughah al-'Arabiyyah al-Jami'ah al-Islamiyyah, Madinah  
http://kisahislam.com/siroh-nabawiyah/9-kehidupan-rasulullah-sebelum-diutus.html
Baca Selanjutnya . . . >>

Keteladanan Nabi Ibrahim 'AlaihisSalam

Dalam lintasan sejarah kenabian, nama Nabi Ibrahim Alaihissalam, merupakan nama yang sudah tidak asing lagi bagi umat Islam. Selain dikenal sebagai salah seorang rasul ulul azmi (yang memiliki keteguhan), beliau juga sering disebut sebagai Khalilullah (kekasih Alloh Subhaanahu wa Ta’ala), dan Abul Anbiya' (bapaknya para nabi). Tulisan singkat ini memberikan sedikit gambaran tentang perilaku kehidupan beliau untuk kemudian nantinya bisa kita teladani.

Kritis terhadap lingkungan

Nabi Ibrahim Alaihissalam dilahirkan dilingkungan penyembah berhala, termasuk bapaknya sendiri, Azar, namun ternyata lingkungan tidak memberi pengaruh terhadap dirinya. Hal ini dikarenakan sikap kritis yang beliau miliki. Suatu ketika beliau bertanya kepada bapaknya tentang penyembahan berhala ini. Sebagaimana dalam firman Alloh Subhaanahu wa Ta’ala, yang artinya: "Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim ber-kata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai ilah-ilah. Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata". (QS: Al-An'am: 74)

http://kisahislam.com/kisah-para-nabi.html

Baca Selanjutnya . . . >>

7 Des 2009

ILMUWAN - ILMUWAN ISLAM DALAM SEJARAH

Abu Rayhan al-Biruni adalah seorang ilmuwan besar, fisikawan, astronom, sosiolog, sastrawan, sejarawan dan matematikawan yang nilainya tidak pernah diketahui. Dia dipertimbangkan sebagai bapak dari unified field theory (teori segala sesuatu -pen) oleh peraih penghargaan Nobel Profesor Abdus Salam. Abu Rayhan al-Biruni hidup hampir seribu tahun yang lalu dan sezaman dengan Ibn Sina (Avicenna) dan Sultan Mahmoud Ghazni.

Pada saat menjelang akhir hayatnya, Biruni dikunjungi oleh tetangganya yang merupakan ahli fiqih. Abu Rayhan masih dalam keadaan sadar, dan tatkala melihat sang ahli fiqih, dia bertanya kepadanya tentang hukum waris dan beberapa hal yang berhubungan dengannya. Sang ahli fiqih terkesima melihat seseorang yang sekarat masih tertarik dengan persoalan-persoalan tersebut. Abu Rayhan berkata, “Aku ingin bertanya kepadamu: mana yang lebih baik, meninggal dengan ilmu atau meninggal tanpanya?” Sang ahli fiqih menjawab, “Tentu saja lebih baik mengetahui dan kemudian meninggal.” Abu Rayhan berkata, “Untuk itulah aku menanyakan pertanyaanku yang pertama.” Beberapa saat setelah sang ahli fiqih tiba dirumahnya, tangisan duka mengatakan kepadanya bahwa Abu Rayhan telah meninggal dunia. (Murtaza Mutahhari: Khutbah Keagamaan)
—————————————————————————————————————————————————————-
Setelah itu, hampir seribu tahun yang lalu, ketika umat muslim adalah pembawa obor pengetahuan pada zaman kegelapan. Mereka menciptakan peradaban Islam, didorong oleh penelitian dan penemuan ilmiah, yang membuat bagian dunia lainnya iri selama berabad-abad.

Dalam kata-kata Carli Fiorina, seorang CEO Hewlett Packard yang visioner dan berbakat tinggi, “Adalah para arsitek yang mendesign bangunan-bangunan yang mampu melawan gravitasi. Adalah para matematikawan yang menciptakan aljabar dan algoritma yang dengannya komputer dan enkripsi data dapat tercipta. Adalah para dokter yang memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat baru untuk penyakit. Adalah para astronom yang melihat ke langit, memberi nama bintang-bintang, dan membuka jalan bagi perjalanan dan eksplorasi antariksa. Adalah para sastrawan yang menciptakan ribuan kisah; kisah-kisah perjuangan, percintaan dan keajaiban. Ketika negeri lain takut akan gagasan-gagasan, peradaban ini berkembang pesat dengannya dan membuat mereka penuh energi. Ketika ilmu pengetahuan terancam dihapus akibat penyensoran oleh peradaban sebelumnya, peradaban ini menjaga ilmu pengetahuan tetap hidup, dan menyebarkannya kepada peradaban lain. Tatkala peradaban barat modern sedang berbagi pengetahuan ini, peradaban yang sedang saya bicarakan ini adalah dunia Islam bermula pada tahun 800 hingga 1600, yang termasuk di dalamnya Dinasti Ottoman dan kota Baghdad, Damaskus dan Kairo, dan penguasa agung seperti Sulaiman yang Bijak. Walaupun kita sering kali tidak menyadari hutang budi kita kepada peradaban ini, sumbangsihnya merupakan bagian dasar dari kebudayaan kita. Teknologi industri tidak akan pernah hadir tanpa kontribusi para matematikawan arab.”

Sebenarnya, sangatlah sulit untuk mencari bidang ilmu pengetahuan yang tidak berhutang budi kepada para pionir ini. Di bawah ini adalah daftar singkat, tanpa bermaksud menyatakannya sebagai yang terlengkap, para ilmuwan muslim dari abad 8 hingga abad 14.

701 (Meninggal) * Khalid Ibn Yazeed * Ilmuwan kimia
721-803 * Jabir Ibn Haiyan * Ilmuwan kimia (Seorang ilmuwan kimia muslim populer)
740 * Al-Asma’i * Ahli ilmu hewan, ahli tumbuh-tumbuhan, ahli pertanian
780 * Al-Khwarizmi (Algorizm) * Matematika (Aljabar, Kalkulus), Astronomi


Kitab al-Hayawan. Sebuah kitab berisi ensklopedia berbagai jenis binatang karya ahli ilmu hewan muslim al-Jahiz. Pada kitab ini al-Jahiz memaparkan berbagai macam teori, salah satunya mengenai interaksi antara hewan dengan lingkungannya.
——————————————————————————————————————————————————————-
776-868 * Amr Ibn Bahr al-Jahiz * Ahli ilmu hewan
787 * Al Balkhi, Ja’far Ibn Muhammad (Albumasar) * Astronomi
796 (Meninggal) * Al-Fazari, Ibrahim Ibn Habib * Astronomi
800 * Ibn Ishaq Al-Kindi (Alkindus) * Kedokteran, Filsafat, Fisika, Optik
815 * Al-Dinawari, Abu Hanifa Ahmed Ibn Dawud * Matematika, Sastra
816 * Al Balkhi * Ilmu Bumi (Geography)
836 * Thabit Ibn Qurrah (Thebit) * Astronomi, Mekanik, Geometri, Anatomi
838-870 * Ali Ibn Rabban Al-Tabari * Kedokteran, Matematika
852 * Al Battani Abu Abdillah * Matematika, Astronomi, Insinyur
857 * Ibn Masawaih You’hanna * Kedokteran
858-929 * Abu Abdullah Al Battani (Albategnius) * Astronomi, Matematika
860 * Al-Farghani, Abu al-Abbas (Al-Fraganus) * Astronomy, Tehnik Sipil
864-930 * Al-Razi (Rhazes) * Kedokteran, Ilmu Kedokteran Mata, Ilmu Kimia
973 (Meninggal) * Al-Kindi * Fisika, Optik, Ilmu Logam, Ilmu Kelautan, Filsafat
888 (Meninggal) * Abbas Ibn Firnas * Mekanika, Ilmu Planet, Kristal Semu
900 (Meninggal) * Abu Hamed Al-Ustrulabi * Astronomi
903-986 * Al-Sufi (Azophi) * Astronomi
908 * Thabit Ibn Qurrah * Kedokteran, Insinyur
912 (Meninggal) * Al-Tamimi Muhammad Ibn Amyal (Attmimi) * Ilmu Kimia
923 (Meninggal) * Al-Nirizi, AlFadl Ibn Ahmed (Altibrizi) * Matematika, Astronomi
930 * Ibn Miskawayh, Ahmed Abu Ali * Kedokteran, Ilmu Kimia
932 * Ahmed Al-Tabari * Kedokteran
934 * Al-Istakhr II * Ilmu Bumi (Peta Bumi)
936-1013 * Abu Al-Qosim Al-Zahravi (Albucasis) * Ilmu Bedah, Kedokteran
940-997 * Abu Wafa Muhammad Al-Buzjani * Matematika, Astronomi, Geometri
943 * Ibn Hawqal * Ilmu Bumi (Peta Dunia)
950 * Al Majrett’ti Abu al-Qosim * Astronomi, Ilmu Kimia, Matematika
958 (Meninggal) * Abul Hasan Ali al-Mas’udi * Ilmu Bumi, Sejarah
960 (Meninggal) * Ibn Wahshiyh, Abu Bakar * Ilmu Kimia, Ilmu Tumbuh-tumbuhan
965-1040 * Ibn Al-Haitham (Alhazen) * Fisika, Optik, Matematika

973-1048 * Abu Rayhan Al-Biruni * Astronomy, Matematika, Sejarah, Sastra
976 * Ibn Abil Ashath * Kedokteran
980-1037 * Ibn Sina (Avicenna) * Kedokteran, Filsafat, Matematika, Astronomi
983 * Ikhwan A-Safa (Assafa) * (Kelompok Ilmuwan Muslim)
1001 * Ibn Wardi * Ilmu Bumi (Peta Dunia)
1008 (Meninggal) * Ibn Yunus * Astronomy, Matematika.
1019 * Al-Hasib Alkarji * Matematika
1029-1087 * Al-Zarqali (Arzachel) * Matematika, Astronomi, Syair
1044 * Omar Al-Khayyam * Matematika, Astronomi, Penyair
1060 (Meninggal) * Ali Ibn Ridwan Abu Hassan Ali * Kedokteran
1077 * Ibn Abi Sadia Abul Qasim * Kedokteran
1090-1161 - Ibn Zuhr (Avenzoar) * Ilmu Bedah, Kedokteran
1095 - Ibn Bajah, Mohammed Ibn Yahya (Avenpace) * Astronomi, Kedokteran
1097 - Ibn Al-Baitar Diauddin (Bitar) * Ilmu Tumbuh-Tumbuhan, Kedokteran, Ilmu
——————————————————————————————————————————————————————-
1099 - Al-Idrisi (Dreses) * Ilmu Bumi (Geography), Ahli Ilmu Hewan, Peta Dunia (Peta Pertama)
1110-1185 - Ibn Tufayl, Abubacer Al-Qaysi * Filosofi, Kedokteran
1120 (Meninggal) - Al-Tuhra-ee, Al-Husain Ibn Ali *Ahli Kimia, Penyair
1128 - Ibn Rushd (Averroe’s) * Filosofi, Kedokteran, Astronomi
1135 - Ibn Maymun, Musa (Maimonides) * Kedokteran, Filosofi
1136 - 1206 - Al-Razaz Al-Jazari * Astronomi, Seni, Insinyur mekanik
1140 - Al-Badee Al-Ustralabi * Astronomi, Matematika
1155 (Meningal) - Abdel-al Rahman al Khazin *Astronomi
1162 - Al Baghdadi, Abdel-Lateef Muwaffaq * Kedokteran, Ahli Bumi (Geography)
1165 - Ibn A-Rumiyyah Abul’Abbas (Annabati) * Ahli Tumbuh-tumbuhan
1173 - Rasheed Al-Deen Al-Suri * Ahli Tumbuh-tumbuhan
1180 - Al-Samawal * Matematika
1184 - Al-Tifashi, Shihabud-Deen (Attifashi) *Ahli Logam, Ahli Batu-batuan
1201-1274 - Nasir Al-Din Al-Tusi * Astronomi, Non-Euclidean Geometri

1203 - Ibn Abi-Usaibi’ah, Muwaffaq Al-Din * Kedokteran
1204 (Meninggal) - Al-Bitruji (Alpetragius) * Astronomi
1213-1288 - Ibn Al-Nafis Damishqui * Astronomi
1236 - Kutb Aldeen Al-Shirazi * Astronomi, Ilmu Bumi (Geography)
1248 (Meninggal) * Ibn Al-Baitar * Farmasi, Ahli Tumbuh-tumbuhan (Botany)
1258 - Ibn Al-Banna (Al Murrakishi), Azdi * Kedokteran, Matematika
1262 - Abu al-Fath Abd al-Rahman al-Khazini * Fisika, Astronomi
1273-1331 - Al-Fida (Abdulfeda) * Astronomi, Ilmu Bumi (Geography)
1360 - Ibn Al-Shater Al Dimashqi * Astronomi, Matematika
1320 (Meninggal) - Al Farisi Kamalud-deen Abul-Hassan *Astronomy, Fisika
1341 (Meninggal) - Al Jildaki, Muhammad Ibn Aidamer * Ilmu Kimia
1351 - Ibn Al-Majdi, Abu Abbas Ibn Tanbugha * Matematika, Astronomi
1359 - Ibn Al-Magdi, Shihab Udden Ibn Tanbugha * Matematika, Astronomi
——————————————————————————————————————————————————————-
1375 (Meninggal) - Ibn al-Shatir * Astronomi
1393-1449 - Ulugh Beg * Astronomi
1424 - Ghiyath al-Din al Kashani * Analisis Numerikal, Perhitungan

Dengan deretan sarjana muslim seperti itu, tidaklah sulit untuk menyetujui apa yang dikatakan George Sarton, ” Tugas utama kemanusian telah dicapai oleh para muslim. Filosof terbaik, Al-Farabi adalah seorang muslim. Matematikawan terbaik Abul Kamil dan Ibn Sina adalah muslim. Ahli geography (Ilmu Bumi) dan ensklopedia terbaik Al-Masudi adalah seorang muslim dan Al-Tabari ahli sejarah terbaik juga seorang muslim.

Sejarah sebelum Islam dipenuhi dengan perkiraan-perkiraan, desas-desus dan mitos-mitos. Adalah seorang ahli sejarah muslim yang pertama kali memperkenalkan metode sanad dan matan yang melacak keaslian dan keutuhan sebuah informasi langsung dari saksi mata. Menurut seorang ahli sejarah Bucla “Metode ini belumlah dipraktekkan oleh Eropa sebelum tahun 1597.” Metode lainnya: adalah penelitian sejarah bersumber dari ahli sejarah terkemuka Ibn Khaldun. Pengarang dari Kashfuz Zunun memberikan daftar 1300 buku-buku sejarah yang ditulis dalam bahasa Arab pada masa beberapa abad sejak munculnya Islam.

Sekarang lihatlah dunia kaum muslim. Kapankah anda terakhir kali mendengar seorang muslim memenangkan hadiah Nobel dalam bidang ilmu pengetahuan dan kedokteran? Bagaimana dengan publikasi ilmiah? Sayangnya, anda tidak akan menemukan banyak nama kaum Muslim dalam bidang ilmu pengetahuan dan makalah-makalah ilmiah. Apa yang kurang? Alasan apa yang kita miliki?

Sebuah publikasi yang baru saja diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menanggapi pembangunan di wilayah Arab mengemukakan bahwa dunia Arab yang terdiri dari 22 negara menerjemahkan 330 buku per tahun. Angka itu sangat menyedihkan, hanya seperlima dari jumlah buku-buku yang diterjemahkan oleh sebuah negara kecil Yunani dalam setahunnya! (Spanyol menerjemahkan rata-rata 100,000 buku setiap tahunnya). Mengapa ada alergi atau keengganan untuk menerjemahkan ilmu yang asal-muasalnya berasal dari nenek moyang kita sendiri untuk mendapatkan kembali warisan terdahulu dengan menganalisa, mengumpulkan, menyempurnakan dan menyalurkan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi umat manusia.

http://www.forumbebas.com/thread-56855.html
Baca Selanjutnya . . . >>

Mahmud Al-Kashgari Menggambar Peta

Oleh: Dyah Ratna Meta Novi

Melalui bidang ilmu yang dikuasainya, Al-Kashgari melahirkan karya fenomenal.

Dua bidang keilmuan dikuasai Mahmud Al-Kashgari. Ia menguasai bidang bahasa yang kemudian menuntunnya melahirkan sebuah karya monumental, berupa sebuah kamus bahasa. Di sisi lain, kemampuan dalam bidang geografi juga melahirkan karya penting lainnya, sebuah peta.

Mahmud Al-Kashgari bernama lengkap Mahmud ibn Hussayn ibn Muhammad al-Kashgari. Ia lahir di Kashgar, Turki, pada abad ke-11 dari keluarga Hamirs, yang memiliki kaitan dengan suku Oguz. Ia ilmuwan Muslim yang ahli dalam pembuatan peta.

Keahlian lain yang ia geluti adalah bidang bahasa dan leksikografi atau ilmu pengetahuan terkait penyusunan kamus. Ayah Al-Kashgari bernama Hussayn yang menjabat sebagai wali kota Barsgan, dan memiliki hubungan dekat dengan Dinasti Qara Khanid yang berkuasa pada masa itu.

Ayahnya melakukan imigrasi dari Barsgan ke Kashgar, tempat Al-Kashgari dilahirkan. Al-Kashgari mendapatkan pendidikan yang sangat baik. Dia mendalami studi ilmiah Islam, fasih berbicara dan menulis bahasa Arab dan Persia.

Al-Kashgari pun banyak melakukan perjalanan hampir ke seluruh wilayah Turki untuk belajar semua dialek bahasa Turki. Ia mempelajari pula berbagai macam tradisi Turki, termasuk berbagai kesenian dan cerita rakyatnya.

Dari kerja kerasnya ini, Al-Kashgari kemudian menulis kamus bahasa Turki berjudul Divan Lugat it-Turk pada 1072. Ini merupakan kamus komprehensif pertama tentang bahasa Turki. Ia memiliki tujuan tersendiri dalam menulis kamus itu.

Tujuannya, agar khalifah di Baghdad menggunakan kamus itu. Sebab, saat itu Arab merupakan sekutu Turki. Kamus itu sangat lengkap. Ada pula contoh-contoh puisi tua Turki dalam bentuk khas kuatrain, tentang epik, penggembalaan, dan pengajaran.

Saat itu, Al-Kashgari menganggap bangsa Turki merupakan bangsa yang memiliki kemampuan memimpin. Cara paling logis agar dapat berkomunikasi dan menjalin persahabatan dengan orang Turki adalah dengan belajar bahasa Turki.

Sejumlah catatan sejarah menyebutkan bahwa Al-Kashgari memiliki reputasi sebagai seorang sarjana Turki, yang memiliki pengetahuan komprehensif dan menyeluruh mengenai sejarah, geografi, dan cerita-cerita rakyat Turki dengan baik.

Seperti yang dia ceritakan dalam salah satu bukunya, banyak penduduk asli Kashgar, termasuk keluarganya berimigrasi dari Kashgar ke Irak dalam rombongan Terken Hatun, istri Malik Syah yang berkuasa antara 1072-1092.

Pada masa itu, Irak merupakan salah satu pusat-pusat budaya dunia Islam yang sangat penting dan menjadi salah satu pusat tujuan penelitian ilmiah. Selain itu, Baghdad berada di bawah pengaruh Turki sebab saat itu orang-orang Turki yang menjaga kekuasaan khalifah.

Selain dikenal dengan kemampuannya dalam menyusun kamus, ia menyusun peta yang termuat pula dalam kamusnya. Pengetahuan geografinya sangat tinggi. Ia membuat peta yang menggambarkan wilayah pertama yang dihuni orang-orang Turki di masa lampau.
Dalam petanya, Al-Kashgari mengungkapkan daerah semua suku-suku Turki dari Eropa ke Cina. Ia menggambarkan semuanya secara perinci daerah-daerah itu, baik di arah timur, barat, utara, maupun selatan yang dilengkapi gambar laut dan sungai.

Daerah di barat yang ditinggali suku Turki adalah daerah yang didiami pula oleh kaum Kipcaks dan Frank. Mereka pun tinggal di wilayah barat daya Ethiopia, selatan India, timur Cina, dan Jepang. Pun, ada yang tinggal di kota-kota Turki.

Di antaranya, Yarkent, Kashgar, Barsgan, Balasagun, Yifruc, Ikiokuz, Asbuali, Kumri, dan Talas. Laman Muslimheritage, mengungkapkan, sejumlah data dalam peta Al-Kashgari memang ada yang salah. Namun, dalam menggambarkan wilayah timur semuanya benar dan perinci.

Tentang wilayah timur, Al-Kashgari menggambarkan Tembok Besar Cina pada petanya. Ia mengatakan, tembok tersebut dan pegunungan-pegunungan tinggi di Cina merupakan hambatan alam yang menyulitkannya belajar bahasa Cina.

Jepang, masuk pula dalam peta yang disusun Al-Kashgari. Ia mengisahkan, Jepang merupakan sebuah pulau di bagian timur Asia. Sejumlah catatan, menyebutkan peta pertama Jepang dibuat pada abad ke-14 dan masuk untuk pertama kalinya dalam atlas dunia abad ke-15.

Ada pula yang menyebutkan, peta pertama Jepang digambar oleh Nihongi dan Gyogi Basatsu yang pindah dari Korea ke Jepang, pada abad kedelapan. Peta itu bertahan hingga abad ke-20, yang ditemukan di dekat Kuil Ninna dekat Kyoto, Jepang, berangka tahun 1303.

Namun ternyata, peta pertama Jepang dibuat Al-Kashgari pada abad ke-11. Walaupun memang harus diakui, peta Jepang yang dibuatnya terdapat kesalahan dan gambarnya kurang perinci. Dengan segala kelemahan yang dimilikinya, ia telah memberikan kontribusi banyak dalam bidangnya.

Orang-orang Jepang tahu tentang orang Eropa pada abad ke-16, dan dipengaruhi teknik mereka dalam menggambar peta. Pada 1779, Sekisui menggambar peta Jepang pertama secara lengkap dengan menggunakan skala.

Sementara itu, Barat mendapatkan rangkaian informasi pertama mengenai Jepang, melalui tulisan-tulisan Marco Polo (1254-1322), yang selama perjalanannya ke Timur Jauh menyebut beberapa nama wilayah, yaitu Burma, Laos, Siam, Jawa, Sumatra, Ceylon, dan Jepang dengan perinci.

Setelah beberapa lama bergelut dengan bidang yang sangat dikuasainya, menyusun peta dan leksikografi, Al-Kashgari mengembuskan napas terakhirnya pada 1102, dalam usia yang ke-97 tahun di Upal, sebuah kota kecil barat daya Kashgar dan dia dimakamkan di sana.

http://www.republika.co.id/launcher/view/mid/22/kat/36

Baca Selanjutnya . . . >>

Islam di Swiss, Beratnya Perjuangan Umat By Republika Newsroom Senin, 07 Desember 2009 pukul 07:17:00

Umat Islam di negara Swiss membutuhkan bantuan dari negeri Muslim lainnya untuk memperkuat syiar dan dakwah Islam.

Berada di urutan kedua setelah agama Kristen, ternyata tidak lantas menjadikan Islam bisa diterima oleh mayoritas masyarakat Swiss. Berbagai isu seputar kampanye anti-Islam di negara Eropa Tengah tersebut akhir-akhir ini memang kerap menghiasi pemberitaan di sejumlah media-media internasional, terutama yang berasal dari negara Muslim. Bahkan, yang terbaru, umat Islam di Swiss mengalami kesulitan saat harus membangun masjid, karena menaranya dianggap bertentangan dengan simbol demokrasi ala Barat.

Di negara yang berbatasan langsung dengan Jerman, Prancis, Italia, Liechtenstein, dan Austria ini, berdasarkan data sensus terakhir, terdapat sekitar 340 ribu warga Muslim di Swiss dari 7,4 juta jumlah populasi negeri itu. Sekitar 43 persen warga Muslim Swiss berasal dari keturunan Turki. Jumlah tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan angka statistik resmi yang dirilis pemerintah tahun 2001 silam sebanyak 310.807 jiwa.

Keberadaan Islam di wilayah Swiss sudah terlacak sekitar abad 9-10 Masehi. Ajaran Islam dibawa oleh Saracen, yakni sekelompok penjelajah Muslim pada masa itu. Asal-usul dan tujuan awal dari kelompok ini masih menjadi misteri, namun mereka bergerak dari basis di Provence, sebelah selatan Prancis yang menuju utara Italia. Di sebelah timur mereka menjelajah hingga Chur dan hampir mencapai Saint Gallen sebelum kemudian kembali ke wilayah Barat.

Seperti halnya di sejumlah negara Eropa lainnya, Islam berkembang luas di Swiss melalui peran serta para kaum imigran. Muslim pertama tiba sebagai pekerja pada 1960-an, sebagian besar berasal dari Turki, bekas wilayah Yugoslavia dan Albania. Pada 1970-an, para imigran Muslim ini kemudian membawa serta keluarga mereka.

Gelombang berikutnya imigran Muslim ini datang dari para pencari suaka, beberapa di antaranya mendapatkan kewarganegaraan. Menurut data tahun 2000, lebih dari 88,3 persen Muslim di Swiss bukan warga asli. Hanya 11,7 persen (36.481 orang) yang memiliki kewarganegaraan Swiss. Sedangkan 7,7 persen adalah warga naturalisasi dan 3,9 persen menjadi warga negara Swiss sejak lahir.

Konsentrasi terbesar kaum Muslim berada di kantong-kantong wilayah yang penduduknya berbahasa Jerman. Kantong-kantong yang memiliki populasi Muslim lebih dari lima persen adalah Basel-Stadt (6,72 persen), Glarus (6,50 persen), St. Gallen (6,13 persen), Thurgau (5,94 persen), Schaffhausen (5,80 persen), Aargau (5,49 persen), Solothum (5,39 persen), dan Zurich (5,33 persen).

Jenewa adalah satu-satunya wilayah nonbahasa Jerman yang memiliki populasi Muslim dengan jumlah sedikit di atas rata-rata sebanyak 4,35 persen. Karenanya bisa dikatakan distribusi kaum Muslim di Swiss cukup merata. Tidak ada unit administratif yang memiliki lebih dari 8,55 persen populasi Muslim, dan tidak ada kota atau desa yang memiliki lebih dari 16,8 persen penduduk Muslim. Persentase Muslim terendah dalam sebuah kantong Muslim adalah 1,82 persen, di Ticino, wilayah berbahasa Italia.

Menara masjid
Di negara yang terkenal dengan sebutan Euro-Islam ini terdapat beberapa masjid, termasuk satu di Jenewa dan satu di Zurich. Bangunan masjid yang berada di Jenewa dan Zurich ini kedua-keduanya dilengkapi dengan menara. Selain itu, juga ada sekitar 120 tempat shalat resmi di seluruh negeri dan sekitar 100 tempat shalat tak resmi.

Namun, keberadaan menara masjid saat ini menjadi isu hangat yang tengah diperbincangkan di kalangan Muslim dunia. Penyebabnya tak lain adalah hasil referendum untuk menentukan apakah perlu pelarangan pembangunan menara masjid atau tidak. Referendum ini merupakan usulan dari Partai Rakyat Swiss (SVP), partai terbesar di negara tersebut. Partai sayap kanan ini menilai menara merupakan simbol Islam militan.

Hasil referendum yang diselenggarakan Ahad (29/11) lalu menunjukkan lebih dari 57,5 persen pemilih dari 2,67 juta warga yang memberikan suara mendukung pelarangan itu. Sedangkan 42,5 persen lainnya menentang (atau menganggap biasa saja keberadaan menara masjid). Sementara sebanyak 22 dari 26 provinsi di Swiss memilih pelarangan pembangunan menara masjid.

Padahal, sebelumnya pelarangan menara ini ditolak oleh pemerintah, parlemen, dan semua partai politik besar di negara Eropa. Bahkan, Uskup Katolik Roma dan rabi Yahudi juga mendesak para pemilih untuk menolak larangan menara. Sedangkan Amnesti Internasional mengatakan pada hari Rabu (25/11) bahwa larangan seperti itu akan menjadi pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan pelanggaran hak-hak kesetaraan.

Penolakan terhadap simbol-simbol komunitas Muslim juga pernah terjadi pada 2007 silam. Saat itu dewan Kota Bern menolak rencana untuk membangun salah satu Islamic Center terbesar di Eropa. Bahkan, SVP dan the Federal Democratic Union mengumpulkan tanda tangan guna mendukung pelarangan pembangunan pusat kebudayaan Islam ini.

Dan komunitas Muslim di berbagai negara di dunia, termasuk dari Indonesia, mengecam pelarangan tersebut. Sebab, sebagai sebuah negara yang mengedepankan prinsip kebebasan dan demokratisasi, pelarangan tersebut menunjukkan sikap itu sebagai antikebebasan dan demokratisasi.

Kian dibatasi
Tak hanya persoalan menara masjid, beberapa kebijakan lain dari Pemerintah Swiss juga dirasakan mengekang kebebasan umat Islam di sana dalam menjalankan ajaran Islam. Salah satu contoh nyata adalah aturan mengenai penyembelihan hewan.

Berdasarkan aturan hukum di Swiss, penyembelihan hewan tanpa pemberitahuan merupakan tindakan terlarang. Karena ada aturan seperti ini, umat Islam Swiss terpaksa merayakan Idul Adha tanpa adanya hewan kurban. Sebagai gantinya, mereka memilih menyumbangkan uang atau mengimpor hewan kurban yang telah disembelih dari negara tetangga mereka, Prancis.

Bahkan, sebagai partai terbesar di parlemen, SVP berencana menerapkan lagi larangan-larangan terhadap minoritas Muslim Swiss. ''Pemilih memberi sinyal kuat untuk menghentikan tuntutan kekuasaan politik Islam di Swiss dengan mengorbankan hukum dan nilai-nilai kita,'' ujar Adrian Amstutz, anggota parlemen SVP kepada Swissinfo awal Desember ini.

Amstutz mengatakan, SVP juga akan berusaha untuk melarang burqa (pakaian longgar yang menutupi seluruh tubuh dan wajah--red), bangunan makam Muslim, dan pembebasan siswa Muslim untuk ikut belajar berenang yang campur dengan laki-laki dan perempuan. ''Perkawinan paksa, khitan perempuan, dispensasi khusus dari pelajaran berenang, dan burqa berada di daftar puncak,'' tegasnya.

Pemimpin SVP, Toni Brunner, juga mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk melarang jilbab, yang dalam Islam merupakan pakaian wajib untuk perempuan, di tempat kerja. Pemerintah Swiss pada Oktober lalu telah mengumumkan rencana memperketat hukum untuk menindak perkawinan paksa. Sementara Partai Demokratik Kristen telah mendorong untuk sebuah larangan burqa.

Sulitnya melaksanakan Islam secara sempurna juga dialami Tariq Said Ramadhan, salah seorang tokoh Muslim Swiss. Ia mengatakan, betapa pahit dan sulitnya perjuangan umat Islam di negara tersebut.

''Saya merasakan langsung betapa berat tantangan yang dihadapi umat Islam di lingkungan Barat, termasuk saat ayah saya pindah ke Swiss. Alhamdulillah, tiga tahun setelah bermukim di Swiss berdirilah Islamic Center dibantu Pemerintah Arab Saudi,'' ujarnya seperti dikutip swaramuslim.net.Kini, umat Islam di negara Swiss membutuhkan bantuan dari negeri Muslim lainnya untuk memperkuat syiar dan dakwah Islam. sya/taq
Baca Selanjutnya . . . >>

5 Des 2009

Mukjizat Adzan

Adzan adalah media luar biasa untuk mengumandangkan tauhid terhadap Maha yang Maha Kuasa dan risalah (kenabian) Nabi Muhammad saw. Adzan juga merupakan panggilan shalat kepada umat Islam, yang terus bergema di seluruh dunia lima kali setiap hari.
Betapa mengagumkan suara adzan itu, dan bagi umat Islam di seluruh dunia, adzan merupakan sebuah fakta yang telah mapan. Indonesia misalnya, sebagai sebuah negara terdiri dari ribuan pulau dan dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Begitu fajar fajar menyingsing di sisi timur Sulawesi, di sekitar 5:30 waktu setempat, maka adzan subuh mulai dikumandangkan. Ribuan Muadzin di kawasan timur Indonesia mulai mengumandangkan tauhid kepada yang Maha Kuasa, dan risalah Muhammad saw.
Proses itu terus berlangsung dan bergerak ke arah barat kepulauan Indonesia. Perbedaan waktu antara timur dan barat pulau-pulau di Indonesia adalah satu jam. Oleh karena itu, satu jam setelah adzan selesai di Sulawesi, maka adzan segera bergema di Jakarta, disusul pula sumatra. Dan adzan belum berakhir di Indonesia, maka ia sudah dimulai di Malaysia. Burma adalah di baris berikutnya, dan dalam waktu beberapa jam dari Jakarta, maka adzan mencapai Dacca, ibukota Bangladesh. Dan begitu adzan berakhir di Bangladesh, maka ia ia telah dikumandangkan di barat India, dari Kalkuta ke Srinagar. Kemudian terus menuju Bombay dan seluruh kawasan India.
Srinagar dan Sialkot (sebuah kota di Pakistan utara) memiliki waktu adzan yang sama. Perbedaan waktu antara Sialkot, Kota, Karachi dan Gowadar (kota di Baluchistan, sebuah provinsi di Pakistan) adalah empat puluh menit, dan dalam waktu ini, (Dawn) adzan Fajar telah terdengar di Pakistan. Sebelum berakhir di sana, ia telah dimulai di Afghanistan dan Muscat. Perbedaan waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Adzan kembali terdengar selama satu jam di wilayah Hijaz al-Muqaddas (Makkah dan Madinah), Yaman, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak.
Perbedaan waktu antara Bagdad dan Iskandariyah di Mesir adalah satu jam. Adzan terus bergema di Siria, Mesir, Somalia dan Sudan selama jam tersebut. Iskandariyah dan Istanbul terletak di bujur geografis yang sama. Perbedaan waktu antara timur dan barat Turki adalah satu setengah jam, dan pada saat ini seruan shalat dikumandangkan.

Iskandariyah dan Tripoli (ibukota Libya) terletak di lokasi waktu yang sama. Proses panggilan Adzan sehingga terus berlangsung melalui seluruh kawasan Afrika. Oleh karena itu, kumandang keesaan Allah dan kenabian Muhammad saw yang dimulai dari bagian timur pulau Indonesia itu tiba di pantai timur Samudera Atlantik setelah sembilan setengah jam.
Sebelum Adzan mencapai pantai Atlantik, kumandang adzan Zhuhur telah dimulai di kawasan timur Indonesia, dan sebelum mencapai Dacca, adzan Ashar telah dimulai. Dan begitu adzan mencapai Jakarta setelah kira-kira satu setengah jam kemudian, maka waktu Maghrib menyusul. Dan tidak lama setelah waktu Maghrib mencapai Sumatera, maka waktu adzan Isya telah dimulai di Sulawesi! Bila Muadzin di Indonesia mengumandangkan adzan Fajar, maka muadzin di Afrika mengumandangkan adzan untuk Isya.
Jika kita merenungkan fenomena ini dengan serius dan seksama, maka kita menyimpulkan fakta yang luar biasa, yaitu: Setiap saat ribuan muadzin —jika bukan ratusan ribu— di seluruh dunia mengumandangkan keesaan Allah yang Maha Kuasa dan kenabian Nabi Muhammad saw di muka bumi ini! Insya’allah, adzan (panggilan universal) lima kali sehari ini akan terus berlangsung sampai hari kiamat, Amin.
Di dalam kitab Mazmur 149: 1-9 disebutkan,
(1) Haleluya! Nyanyikanlah bagi Tuhan nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh.
(2) Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka!
(3) Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi!
(4) Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.
(5) Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka!
(6) Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,
(7) untuk melakukan pembalasan terhadap bangsa-bangsa, penyiksaan-penyiksaan terhadap suku-suku bangsa,
(8) untuk membelenggu raja-raja mereka dengan rantai, dan orang-orang mereka yang mulia dengan tali-tali besi,
(9) untuk melaksanakan terhadap mereka hukuman seperti yang tertulis. Itulah semarak bagi semua orang yang dikasihi-Nya. Haleluya!
Dengan membaca nubuwat ini secara seksama, maka kita mendapat kesan bahwa Nabi yang dijanjikan dan digambarkan sebagai raja itu adalah Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya. Allah berfirman di dalam al-Qur’an:
‘(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.’ (Ali Imran: 191)

Perluasan wilayah Islam dengan pedang ‘bermata dua’ sebagaimana disebut dalam nubuat di atas, dimulai dari penaklukan Makkah pada masa Nabi Muhammad (SAW), lalu disusul dengan jatuhnya Syria, Byzantine, Persia, Mesir, Konstantinopel, dan banyak negara lainnya, dimana kekuasaan dan kejayaan pada waktu itu ada di tangan para pengikut Muhammad SAW itu, bukan merupakan sejarah yang asing. Sementara Yahudi dan Kristen tidak dapat mengklaim sebagai pemilik nubuat tersebut, terutama mengenai Isa al-Masih.
http://www.eramuslim.com/syariah/quran-sunnah/mukjizat-adzan.htm
Baca Selanjutnya . . . >>

Tabel Periodik Elemen-elemen Kimia

Allah berfirman di dalam al-Qur’an, ‘Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?’ (adz-Dzariyat: 20)
Betapa banyak tanda dan bukti ilmiah yang menunjukkan keberadaan Pencipta yang Maha Bijaksana, yang mengadakan langit dan bumi. Pada kesempatan ini kita akan mengupas salah satu bukti ilmiah tersebut, yaitu tabel periodik elemen-elemen kimia yang ditemukan oleh ilmuwan Rusia yang bernama Dmitri Mendeleev.
Hal pertama yang biasa dilihat seorang pelajar di laboratorium kimia adalah tabel periodik elemen. Ilmuwan Rusia membuat tabel elemen-elemen kimiawi dengan ukuran-ukuran atomnya, yang disebut tabel periodik. Pada waktu itu, tidak semua elemen telah ditemukannya dengan tabel, sehingga Mendeleev membiarkannya kosong.
Sampai akhirnya para ilmuwan sesudahnya mengisi tabel tersebut, seperti yang dibayangkan oleh ilmuwan Rusia bertahun-tahun sebelum mengungkapkannya. Tabel ini memuat seluruh elemen atom dengan angka dan unsurnya yang beragam. Angka atom maksudnya adalah angka tertentu yang terdapat pada inti atom, yaitu muatan-muatan listrik positif (proton). Bilangan inilah yang membedakan antara suatu atom unsur dengan atom unsur lain. Hidrogen yang kita anggap sebagai unsur paling sederhana itu di dalam inti atomnya ditemukan satu muatan listrik positif. Begitu juga, di dalam unsur yang disebut helium terdapat dua muatan, dan di dalam unsur lithium terdapat dua muatan. Kita tidak bisa meletakkan tabel unsur-unsur yang beragam itu kecuali dengan membangun hukum-hukum matematisnya yang menakjubkan.

Para ilmuan tidak mungkin menyebut sistem yang mengagumkan pada alam ini dengan nama ‘Periodic Chance’, melainkan Periodic Law (hukum periodik). Dengan berbagai kepastian dan sistem ini, maka kita tidak bisa mengignkari keberadaan Tuhan yang menciptakan alam semesta. Karena dengan ilmu pengetahuan modern ini, mengingkari adanya Tuhan itu sama seperti mengingkari realitas!
Fisikawan Amerika, George E. Davis mengatakan, ‘Seandainya alam ini bisa menciptakan dirinya, maka itu berarti ia memiliki sifat-sifat pencipta. Dalam kondisi ini, kita terpaksa memercayai bahwa alam itu adalah tuhan. Demikiankan, kita akhirnya menerima keberadaan ‘tuhan’. Tetapi, tuhan kita ini akan tampak aneh: tuhan yang gaib sekaligus Artikelal! Saya lebih memilih untuk memercayai Tuhan yang menciptakan alam Artikel, dan ia bukan bagian dari alam ini, melainkan pengaturnya dan pengendalinya, daripada harus mengadopsi omong kosong seperti ini.’ (The Evidence of God, hlm. 71)
Allah berfirman, ‘Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa? Ataukah mereka mempunyai tangga (ke langit) untuk mendengarkan pada tangga itu (hal-hal yang gaib)? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan suatu keterangan yang nyata. Ataukah untuk Allah anak-anak perempuan dan untuk kamu anak-anak laki-laki? Ataukah kamu meminta upah kepada mereka sehingga mereka dibebani dengan utang? Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib lalu mereka menuliskannya? Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang yang kafir itu merekalah yang kena tipu daya. Ataukah mereka mempunyai tuhan selain Allah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.’ (ath-Thur: 35-43)
http://www.eramuslim.com/syariah/quran-sunnah/tabel-periodik-elemen-elemen-kimia.htm
Baca Selanjutnya . . . >>

-Dr. Aidh Al Qarni-Sejauh Mana Toleransi Kita?

Al Quran mengajarkan kita untuk melaksanakan toleransi, perdamaian sosial, perlakuan yang manusiawi, dan kasih sayang sesama manusia, menahan amarah dan memaafkan semua orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ
عَنِ النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِين
yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran 3:134) Toleransi dimulai dengan toleransi dengan diri sendiri, dengan menahan diri dari menyimpan dendam dan kebencian dan permusuhan. Sebaliknya kita harus mengajar diri sendiri rahmat, persahabatan, dan perdamaian. Kita harus mengampuni orang tua kita, kerabat, dan semua kerabat kita, memelihara hubungan darah, karena memang Allah swt telah memerintahkan kita untuk melakukan itu semua.
Kita harus bermurah hati dengan kerabat kita, merawat mereka, memaafkan kesalahan mereka, dan menoleransi kerugian yang mereka lakukan kepada kita. Kita harus toleran dan memaafkan anggota-anggota masyarakat kita sehingga jika mereka berbuat salah, kita akan membetulkan mereka dengan kelembutan dan nasihat ringan, mengingat bahwa kita mungkin sama seperti yang mereka lakukan.
Kita harus mengirimkan pesan tentang toleransi dan perdamaian ke dunia. Kita harus menunjukkan kepedulian kepada bangsa-bangsa lain `keselamatan dan kesejahteraan sehingga mereka dapat diyakinkan bahwa kita tidak akan menyakiti mereka. Mereka dan kita hidup di planet yang sama. Kita memiliki kepentingan bersama dan keuntungan. Sebagai manusia, kita semua memiliki tanggung jawab terhadap satu sama lain.
Di sinilah kita menunjukkan wajah Islam yang indah tanpa kekerasan, penghinaan, dan penindasan. Ia memerintahkan kita untuk menggunakan wacana dan perlakuan yang lembut. Allah swt melarang kita untuk menggunakan terorisme intelektual dan mencoba untuk mengendalikan pikiran orang secara paksa.
Kita perlu menunjukkan kepada dunia bahwa kita peduli tentang kesuksesan, kebahagiaan, dan kehidupan masyarakat. Nabi Muhammad saw diutus untuk membawa kebahagiaan, bukan kesengsaraan kepada rakyat, untuk memimpin mereka kepada keselamatan, bukan kebinasaan, menjaga keamanan dan kehidupan mereka, dan tidak membunuh mereka, kecuali di jalan kebenaran. Rasulullah mengatakan demikian dalam indah dan terinspirasi khotbah pada suatu waktu: "Kalian dilarang untuk membunuh satu sama lain, mengambil harta, dan kehormatan. Larangan ini suci seperti hari ini, di bulan ini, di tanah yang suci ini."
Mengapa orang-orang di dunia selalu melihat orang Islam sebagai pelaku kekerasan? Kita selalu bekerja untuk melakukan kerja kemanusiaan, tapi mengapa sebagian dari kita selalu dianggap sebagai ancaman?
Selama ini, karena kita tidak benar-benar setia kepada agama kita, kita lemah dan tidak siap. Kita terus dicerai-beraikan, cengeng, dan primitif ketika datang ke dunia materi yang mereka sebut peradaban. Orang-orang asing marah dan lelah dengan dunia dan diri mereka sendiri. Mereka marah dengan segala sesuatu, dengan orang-orang dan bahkan dengan air yang mereka minum dan udara yang mereka hirup. Mereka seperti ini karena mereka memiliki sedikit pengetahuan dan tidak mampu untuk hidup dalam persahabatan dan perdamaian dengan masyarakat mereka. Mereka tidak mampu berinteraksi dengan orang dan menunjukkan atau menerima kasih sayang...
http://www.eramuslim.com/nasihat-ulama/dr-aidh-al-qarni-sejauh-mana-toleransi-kita.htm
Baca Selanjutnya . . . >>
Twitter Delicious Facebook Digg My Space Favorites More