Di Kota Mekkah telah di bangun sebuah menara jam yang bernama 'Abraj Al-Bait' yang juga dikenal sebagai menara jam Makkah. Diperkirakan akan selesai seluruhnya tahun 2011. Jam Mekkah dengan ukuran 43m x 43m merupakan jam terbesar di dunia dan mulai berdetak tanggal 1 Ramadhan 1431 H atau tanggal 11 Agustus 2010 kemarin.
Jam yang dibangun Saudi Binladen Group itu memiliki diameter mencapai 40 meter atau lebih besar dari jam terbesar di dunia saat ini: jam Cevahir Mall di Istanbul, Turki, yang memiliki diameter 36 meter. Jam di Mekah tersebut akan ditempatkan di dekat Masjid Besar Mekah yang menjadi pusat salat wajib bagi para warga yang ingin salat berjamaah. Pembangunan jam itu merupakan langkah pemerintah Arab Saudi untuk menyedot lebih banyak lagi jemaah setiap tahun.
Sejauh ini, baru satu dari empat sisi jam yang sudah selesai. Jam tersebut dilapisi 98 juta mosaik dari kaca. Tiap sisi akan bertuliskan 'Allahu Akbar' dalam bahasa Arab dan dipasang ribuan lampu warna-warni. Sebuah tempat untuk warga yang ingin memandangi wilayah sekitar akan dipasang di bawah jam tersebut. Sebuah bulan sabit berwarna emas dengan diameter 23 meter akan ditempatkan di atas menara jam setinggi 61 menara. Sebanyak 15 lampu sorot akan ditembakkan ke angkasa dari sekitar jam tersebut. Seluruh jam dari bawah hingga ke bulan sabit memiliki tinggi 251 meter. Para teknisi Jerman dan Swiss merancang jam tersebut. Menurut Kementerian Agama dan Zakat Arab Saudi, proyek tersebut menelan dana US$ 800 juta (Rp 7,16 triliun).
Dengan adanya jam tersebut, banyak dari para ulama berharap Mekah menggantikan Observatorium Greenwich sebagai “pusat sejati dari bumi”. Selama 125 tahun terakhir, masyarakat internasional telah menerima awal setiap hari harus diukur dari meridian utama yang mewakili bujur 0 derajat yang melewati Observatorium Greenwich.
Mohammed al-Arkubi, manajer salah satu hotel di kompleks itu mengatakan "Membuat waktu Mekah mengganti Greenwich Mean Time adalah cita-cita."Yusuf al-Qaradawi, seorang ulama Mesir yang dikenal di seluruh dunia Islam karena acara televisi populernya "Syariah dan Kehidupan" menilai Mekah lebih cocok menjadi meridian utama karena keselarasan yang sempurna dengan medan magnetis utara. Ia menyebut kota suci adalah "zona magnet nol" dan telah memenangkan dukungan dari beberapa ilmuwan Arab seperti Abdel-Baset al-Sayyed dari Pusat Penelitian Nasional Mesir yang mengatakan gaya magnet di Mekah kecil.
"Itu sebabnya jika seseorang melakukan perjalanan ke Mekah atau tinggal di sana, dia tinggal lebih lama, lebih sehat dan kurang dipengaruhi oleh gravitasi bumi," katanya. "Anda mendapatkan penuh energi," tambahnya.